Mengenal Teknologi Endoscopy untuk Pemeriksaan Organ Dalam

Perkembangan ilmu kedokteran yang semakin maju saat ini telah menghadirkan teknologi endoscopy yang dapat menghasilkan prosedur diagnostik yang cepat dan akurat. Dokter dapat menggunakan teknologi endoscopy untuk mendiagnosis penyakit dalam dan untuk menunjang beberapa tindakan medis. Endoscopy adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh (khususnya saluran cerna) secara visual melalui layar monitor, sehingga dapat dilihat dengan jelas setiap kelainan organ yang diperiksa.

Lantas kapan anak perlu dilakukan tindakan endoscopy? Nurhadi Yudhiyanto, SE, AKT selaku Managing Director Bundamedik Healthcare System (BMHS) mengatakan, tindakan perlu dilakukan saat nyeri ulu hati yang berulang atau sudah berlangsung lama dan kurang respontif dengan pengobatan. "Kemudian sakit perut yang sudah berlangsung lama, anak kesulitan menelan, sembelit yang berat dan berlangsung lama," katanya belum lama ini.

Tindakan yang sama perlu dilakuan saat anak mengalami muntah darah atau terdapat darah saat buang air besar, anak dengan kembung berulang , mual atau muntah berulang. "Juga saat anak menelan benda asing seperti koin, kelereng, mainan dan sebagainya," katanya. Dengan Endoscopy, kata seorang dokter bisa mendapatkan informasi lebih banyak dan akurat dibandingkan dari hasil yang diperoleh menggunakan cara tidak langsung seperti menggunakan X ray maupun scanning.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, endoscopy banyak digunakan untuk memberikan intervensi medis tanpa harus melalui pembedahan, misalnya menghentikan pendarahan saluran cerna, melebarkan saluran cerna yang sempit, mengangkat polip (daging tumbuh), memasang akses makan melalui lambung untuk anak yang memerlukan pemasangan selang makan ke lambung (NGT) dalam waktu sangat panjang, maupun mangambil benda asing. RSIA Bunda Jakarta juga telah menghadirkan layanan inovatif dan terintegrasi bernama Bunda Endoscopy Center yang menjadi pusat layanan medis terbaru sebagai pusat pemeriksaan endoscopy yang terintegrasi. "Kami melayani kasus kasus kompleks seperti pertolongan pertama pada anak yang menelan benda asing, kerongkongan atau faring yang sempit, kasus pencernaan seperti GERD, kasus endoscopy dewasa, dan lain sebagainya," katanya. Drg. Adittya, MARS., Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta menyebut hadirnya ‘Bunda Endoscopy Center’ mampu mengakomodir kebutuhan diagnosis penyakit dalam dan menunjang beberapa tindakan medis, seperti operasi dan pengambilan sampel jaringan untuk biopsi.

“Sebagai institusi kesehatan masyarakat terpadu, kami memiliki tanggung jawab untuk terus berinovasi baik secara teknologi maupun pelayanan demi kepentingan pasien,” tambah drg. Adittya. Adapun prosedur dalam melakukan tindakan endoscopy di layanan kesehatan ‘Bunda Endoscopy Center’ yang terjadi pada kasus anak anak yaitu sebelum melakukan tindakan anak akan diminta puasa dan diberikan bius ringan, setelah anak tertidur dan dipastikan keadaannya stabil, pada evaluasi saluran cerna atas mulut akan disemprot spray anti nyeri, kemudian endoscopy akan dimasukkan melalui mulut dan perlahan lahan dimasukkan sampai ke tenggorokan, lambung, dan usus dua belas jari. Lamanya endoscopy tergantung pada kasus anak dalam bentuk saluran cerna, namun secara umum, endoscopy atas memerlukan waktu sekitar 10 15 menit dan endoscopy bawah sekitar 30 45 menit. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi gangguan atau masalah di dalam tubuh anak, sehingga dokter dapat mengobatinya dengan tepat. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *